MANADO – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Selasa (22/4/2025) pukul 17.17 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa ini disebabkan oleh aktivitas intraslab Lempeng Laut Maluku dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas intraslab Lempeng Laut Maluku,” ungkap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan resminya di Manado.
Episenter gempa terletak pada koordinat 4,48° LU dan 127,64° BT, atau tepatnya di laut, sekitar 69 kilometer tenggara Pulau Karatung, Kepulauan Talaud, dengan kedalaman 123 kilometer.
Menurut hasil analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault), yang umum terjadi di wilayah subduksi aktif seperti Laut Maluku.
Gempa ini dirasakan cukup kuat di beberapa wilayah:
- Melonguane: III-IV MMI (terasa oleh orang banyak di dalam rumah, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik)
- Bitung, Bolaang Mongondow Timur, Manado, Minahasa Utara, Minahasa Tenggara, dan Kepulauan Sitaro: II-III MMI (getaran dirasakan dalam rumah, seakan truk melintas)
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 18.13 WIB, hasil monitoring juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami mengingatkan masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pastikan tempat tinggal cukup tahan gempa sebelum kembali ke dalam rumah,” tegasnya.
BMKG juga mengimbau agar informasi resmi hanya diakses melalui kanal komunikasi resmi BMKG seperti aplikasi Mobile BMKG, website, dan media sosial terverifikasi.(ant)





