PALU – Program Transformasi Perhutanan Sosial di Provinsi Sulawesi Tengah resmi dilaunching pada Kamis (4/9/2025) pagi di Kota Palu.
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), dr. Reny A. Lamadjido, melaunching program itu bertempat di Hotel Best Western, Kota Palu.
Transformasi Perhutanan Sosial digagas oleh Kepala Dinas Kehutanan Sulteng, Muhammad Neng. Tujuannya, sebagai upaya strategis untuk menjaga kelestarian hutan sekaligus mendorong pemberdayaan masyarakat.
Baca Juga: Dana Transfer Pusat Turun 30 Persen Tahun Depan, Gubernur Sulteng Siapkan “APBD Bayangan”

Kadis Kehutanan Sulteng, Muhammad Neng.
“Ini sangat bagus. Semoga proper ini sesuai harapan. Apalagi ini untuk mendukung kesuksesan 9 program Berani, terutama Berani Makmur. Kita apresiasi Kadis Kehutanan Sulteng,” ujar Wagub Reny yang kemudian memukul gong seremoni launching.
Menurut Reny, hutan harus dikelola dengan baik dan bijak. Tidak hanya semata-mata menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
“Hutan adalah penopang kehidupan, tapi juga harus menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Keduanya harus berjalan berdampingan,” pesan Wagub.
Baca Juga: Respons Tak Terkira Gubernur Anwar Hafid setelah Sulteng Punya Kodam Palaka Wira
Acara launching juga dirangkaikan dengan workshop yang melibatkan berbagai pihak. Mulai dari OPD lingkup Pemprov Sulteng, Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, UPT KPH, organisasi sipil, akademisi, hingga kelompok usaha perhutanan sosial di Sulteng.
Kadis Kehutanan Sulteng, Muhammad Neng, dalam sambutannya menjelaskan, Transformasi Perhutanan Sosial akan menjadi kerangka strategis untuk memastikan pengelolaan hutan di Sulteng.
Tidak hanya soal perluasan akses kelola, tapi juga penguatan kelembagaan, peningkatan daya saing ekonomi masyarakat, hingga pemeliharaan fungsi ekologis secara berkelanjutan.
Baca Juga: Pascabanjir Molino, Gubernur Sulteng Langsung Hentikan Aktivitas Tambang PT Bumanik dkk
Ada empat aspek transformasi yang menjadi fokus, kata dia.
- Percepatan akses kelola perhutanan sosial;
- Tata kelola kelembagaan kelompok perhutanan sosial;
- Tata kelola usaha kelompok perhutanan sosial; dan
- Tata kelola kawasan perhutanan sosial.
Strateginya, kata Neng, mencakup percepatan distribusi akses, pengembangan usaha, serta pendampingan intensif bagi kelompok masyarakat.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sepakat dengan Gubernur Sulteng soal Pemasukan Tambang bagi Daerah
“Keberhasilan Transformasi Perhutanan Sosial butuh kolaborasi dan dukungan dari semua mitra. Inilah modal dan kekuatan kita di Sulteng,” tandas inisiator program Transformasi Perhutanan Sosial itu.
Program ini, sebutnya, juga sejalan dengan 9 Program Berani Pemerintahan Anwar-Reny, khususnya Berani Makmur. Sebab Transformasi Perhutanan Sosial menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. (*)





