Dugaan Penipuan, Adik Wali Kota Palu Dipolisikan Pengusaha

Dugaan Penipuan, Adik Wali Kota Palu Dipolisikan Pengusaha
Samsurijal Labatjo (kiri) usai melaporkan MD di Polresta Palu. MD adalah adik Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid. Ia dilaporkan dugaan penipuan. (Foto: IST).

PALU – Mantan Ketua DPRD Kabupaten Tojo Una-una yang juga seorang pengusaha, Samsurijal Labatjo atau biasa disapa Ijal, melaporkan seorang pria inisial MD ke Polresta Palu, Rabu (5/11/2025).

MD yang juga adik Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, dilaporkan terkait dugaan penipuan dan penggelapan janji proyek pemerintah yang tidak terealisasi serta pemesanan air minum kemasan gelas bergambar wajah Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Kapolri Lantik Irjen Pol Endi Sutendi sebagai Kapolda Sulteng

Dalam laporannya yang teregister dengan nomor STTPL/1507/XI/2025/SPKT/POLRES KOTA PALU/POLDA SULAWESI TENGAH, tanggal 5 November 2025, Ijal mengaku mengalami kerugian materil ratusan juta rupiah.

“Ratusan juta duit saya melayang akibat kejadian ini. Saudara MD menjanjikan pekerjaan proyek kepada saya, dan menyuruh saya mencetak air minum kemasan  bergambar wajah Wali Kota Palu Hadianto Rasyid sebanyak 20.000 dus. Namun hingga laporan ini dibuat, janji itu tak kunjung terealisasi,” ungkap Ijal di Palu.

Baca Juga: Jetty PT Bukit Jejer Sukses di Morowali Diduga Tak Berizin, Rafael: Tanya Syahbandar ya pak!

Peristiwa ini bermula pada tahun 2021 ketika Ijal bertemu dengan MD di warkop Roemah Balkot saat kegiatan sosial bertajuk “Palu Berbagi” dengan branding Hadianto Rasyid sebagai Wali Kota Palu.

Dalam pertemuan itu, MD mengajak anggota Club Mobil Pajero Indonesia One untuk bersinergi dalam kegiatan sosial. Dan saat itulah disepakati untuk membuat air gelas dalam kemasan dengan nama Palu Berbagi yang mencantumkan gambar Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.

“Setelah ada kesepakatan, keesokan harinya saya melakukan pemesanan bahan baku berupa dus dan lied cup gelas sebanyak 20.000 buah untuk diproduksi menjadi air minum dalam kemasan (AMDK) bergambar Hadianto Rasyid senilai Rp120 juta lebih,” terangnya.

Baca Juga: Sabu-sabu 104 Gram Ditemukan di Rumahnya, Siapa Pria di Tolitoli yang Ditangkap Polda Sulteng?

Ijal mengaku transaksi tersebut disertai janji akan diberikan paket pekerjaan di lingkungan Pemerintah Kota Palu.

Dan pada 15 Juli 2021, Ijal kembali bertemu dengan MD. Bahkan MD menyampaikan bahwa telah berkoordinasi dengan Hadianto Rasyid mengenai kegiatan sosial yang dilakukan oleh Team Palu Berbagi serta produksi AMDK tersebut.

“Menurut MD, Hadianto Rasyid menyampaikan terima kasih serta apresiasi dan berjanji memberikan proyek pembangunan jalan di Tanamodindi kepada dirinya beserta dua rekanan lainnya, yakni Haji Subhan Syam dan Roby Huiyadi,” cerita Ijal.

Baca Juga: Jepang Setujui Hibah Studi Kelayakan Proyek Biogas di Palu

Keesokan harinya, MD kembali menemuinya di Warkop Roemah Balkot dan meminta uang Rp30 juta sebagai panjar proyek yang dijanjikan. Uang tersebut, kata Ijal, ditransfer langsung ke rekening atas nama MD di Bank BNI.

Beberapa hari kemudian, MD kembali meminta tambahan dana sebesar Rp50 juta dan 7,5 juta, dengan alasan paket tersebut akan segera diumumkan sehingga uang harus segera disetor. Sebab katanya, dia akan segera membayar Ketua ULP.

“Janjinya, setelah membayar, perusahaan milik saya akan diumumkan sebagai pemenang tender proyek bernilai miliaran rupiah”.

Baca Juga: Proyek “Misterius” BPJN Sulteng di Jalan Poros Pantoloan – Tompe

Bahkan, Ijal telah melunasi biaya produksi bahan baku AMDK tersebut berupa dus dan lied cup gelas  di Surabaya senilai Rp120 juta.

“Bayangkan saja, bagaimana besarnya kerugian saya. Sudah 4 tahun saya bersabar menunggu janji mereka, tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan. Sudah habis kesabaran saya pak,” kesal Ijal .

Janji MD soal proyek, tidak terealisasi. Setelah pengumuman hasil lelang, ternyata perusahaan lain yang justru ditetapkan sebagai pemenang. Meskipun sempat dijanjikan lagi proyek pengganti pada 2023, namun janji tersebut kembali diingkari.

Baca Juga: Sebab Musabab Kematian Afif Siraja, Polda Sulteng akan Ungkap Secepatnya

Bahkan, berbagai upaya komunikasi yang dilakukan Samsurijal Labatjo kepada MD maupun Wali Kota Hadianto Rasyid, juga tidak mendapat tanggapan.

Dalam pertemuan terakhir, Ijal berkomunikasi dengan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid melalui WhatsApp. Ia diundang ke kantor oleh Wali Kota Palu. Saat pertemuan dengan Wali Kota, Ijal memperlihatkan kepada Wali Kota lima paket proyek pembangunan Kantor Lurah di wilayah Kota Palu.

“Saat itu juga, saya diminta memilih satu dari lima paket proyek pembangunan kantor kelurahan, dengan catatan tidak mengambil proyek di Kelurahan Talise. Karena Wali Kota bilang, pembangunan kantor Lurah Talise sudah beliau janjikan kepada seseorang. Saya akhirnya memilih paket kantor Lurah Bayoge saja. Setelah pertemuan dengan Wali Kota tersebut, Wali Kota memberi petunjuk untuk berkoordinasi dengan saudara Renold,” tuturnya.

Baca Juga: Sembunyikan 7 Kg Sabu dalam Plastik Durian, Ditresnarkoba Polda Sulteng Bekuk Dua Pelaku

Ia pun langsung menghubungi Renold melalui WhatsApp. Renold meminta bertemu di kantor KONI Kota Palu. “Waktu itu, setelah keluar dari ruangan pak Wali, saya langsung menghubungi Pak Renold. Masih ada semua bukti chat Whatsaap antara Pak Renold dan pak walikota,” ungkap mantan Cabup Tojo Una-una ini sembari memperlihatkan semua bukti chat antara dirinya dan Wali Kota serta Renold.

Renold kemudian meminta Ijal ikut lelang dan memasukan penawaran serta melaporkan nama perusahaan yang dipakai menawar di proyek pembangunan kantor Lurah Bayoge. Namun ternyata setelah pengumuman lelang, perusahaan yang dimasukan kalah.

Apakah setelah pengumuman lelang dirinya menghubungi Wali Kota dan Renold?

Baca Juga: Polda Sulteng Gagalkan Peredaran 24 Kg Sabu di Palu, Warga Diminta Waspada Jalur Laut

“Iya, saya menghubungi Pak Renold melalui WhatsApp. Hanya dijawab oleh Renold: Sabar tuaka, berarti belum rezekinya komiu le. Insyaa Allah pekerjaan-pekerjaan berikut komiu dapat”. Bukti chat dengan Renold juga masih tersimpan.

Ijal mengungkapkan, sejak kejadian tersebut Wali Kota Palu sudah tidak pernah lagi membalas pesan WhatsApp-nya dan tidak bisa lagi dihubungi.

“MD dan Wali Kota Palu tidak lagi merespons pesan maupun panggilan telepon dari saya. Karena itu, dengan berat hati saya menempuh jalur hukum untuk mencari keadilan,” tandas Ijal.

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid dan Wali Kota Hadianto Rasyid Makin Akrab di Momen HUT Palu ke-47

Apa tanggapan MD? MD yang berusaha dihubungi pada Kamis (6/11/2025) pagi untuk dimintai tanggapannya, belum merespons.

Pesan WhatsApp yang dikirimkan ke nomornya 0822-9265-7xxx tidak dibalas meski terkirim. Hingga berita ini tayang, MD tak kunjung memberikan tanggapannya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *