Operasi PETI di Sungai Taopa Nihil, Gubernur Anwar Hafid Sayangkan Petugas Dikelabui Pencuri

Operasi PETI di Sungai Taopa Nihil, Gubernur Anwar Hafid Sayangkan Petugas Dikelabui Pencuri
Gubernur Sulteng Anwar Hafid menyesalkan operasi PETI di Sungai Taopa Kabupaten Parigi Moutong nihil.

PALU – Kegagalan operasi penertiban aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di wilayah Sungai Taopa, Kabupaten Parigi Moutong, beberapa hari lalu, bikin Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, geram.

Padahal operasi penertiban itu telah direncanakan secara rahasia, tapi nyatanya bocor. Hal itu pun bikin para pelaku tambang ilegal lepas dari jeratan hukum.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Tangkap Cukong PETI di Moutong, 15 Unit Alat Berat Terdeteksi Beroperasi

Anwar Hafid melontarkan pernyataan kerasnya terkait hal ini. Ia menyiratkan adanya oknum yang membocorkan informasi operasi penertiban aktivitas PETI di Sungai Taopa.

“Sudah sangat rahasia dilakukan, tapi toh bocor juga ya. Lebih pintar pencuri daripada petugas,” ujar Anwar Hafid, Rabu (12/11/2025).

Sebelumnya diberitakan, operasi penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang dilakukan Polisi Kehutanan (Polhut) Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah (Dishut Sulteng) dan Gakkum Sulawesi di hulu Sungai Taopa, Desa Gio Barat, diduga bocor.

Baca Juga: PETI di Hulu Sungai Taopa Aman-aman Saja, LSM Format Minta Polhut Gakkum Bertindak

Hal ini menyebabkan pihak Polhut dan Gakkum nyaris tidak menemukan belasan alas berat. Adapun yang berhasil diamankan hanya dua alat berat saja.

Menurut Ketua LSM Forum Rakyat Merdeka Tanggap (FORMAT), Parigi Moutong, Rustam H. Husen, pihaknya menerima laporan bahwa sebelum operasi dilakukan, sebagian besar alat berat sudah diperintahkan turun oleh oknum aparat tertentu.

Alat berat jenis excavator kemudian disembunyikan di halaman rumah warga dekat wilayah PETI, memungkinkan para cukong kabur duluan dari lokasi.

Baca Juga: PETI di Sungai Taopa Serius Ditertibkan? Soalnya Cukong Kabur Duluan, Alat Berat Disembunyikan

Rustam menilai, operasi penertiban yang dilakukan oleh Polisi Kehutanan (Polhut) Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah (Dishut Sulteng) dan Gakkum itu terkesan tebang pilih dan gagal menyentuh dalang utama alias cukong PETI.

“Yang ditangkap cuma satu orang, inisial LD. Alat berat cuma dua unit yang disita, padahal ada belasan alat berat beroperasi di sana,” tegas Rustam H. Husen dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/11/2025).

Komitmen Gubernur

Meskipun menghadapi kebocoran, Anwar Hafid menegaskan, upaya penertiban aktivitas PETI di Sulawesi Tengah akan terus berlanjut. Ia menyatakan, Pemerintah Provinsi akan berkolaborasi erat dengan kementerian terkait dan penegak hukum untuk memperbaiki tata kelola pertambangan di Sulteng.

Upaya serius ini dilakukan untuk mencegah dampak negatif lingkungan yang kian parah akibat praktik tambang ilegal.

Baca Juga: Berantas Tambang Ilegal di Sulteng, Gubernur Temani Menhan Turun ke Morowali

Selain itu, penertiban ini bertujuan memastikan sumber daya alam di Sulawesi Tengah dapat berkontribusi maksimal pada penurunan angka kemiskinan.

Gubernur Anwar Hafid menekankan komitmennya untuk memberantas tuntas tambang ilegal demi mewujudkan tata kelola pertambangan yang lebih baik, bersih, dan bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat Sulawesi Tengah.

Aktivitas PETI di kawasan hutan Sungai Hulu Taopa telah menimbulkan kerugian besar bagi petani dan secara masif mencemari sungai. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *