Pegawai Keluhkan Dugaan Pemotongan Dana Kapitasi di Puskesmas Beteleme, Kapus Membantah

Pegawai Keluhkan Dugaan Pemotongan Dana Kapitasi di Puskesmas Beteleme, Kapus Membantah
Kantor Puskesmas Beteleme di Kabupaten Morowali Utara, Sulteng.

MOROWALI UTARA — Sejumlah pegawai Puskesmas Beteleme, Kabupaten Morowali Utara, menyuarakan keluhan terkait dugaan pemotongan dana kapitasi dan pungutan rutin yang diduga dilakukan pihak manajemen.

Para pegawai meminta Kejaksaan Negeri Morowali Utara turun tangan untuk memeriksa Kepala Puskesmas (Kapus) Beteleme, Ani Mariani.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Bertemu Kemendagri, Ketua DPRD Morut Komitmen Kawal Penggunaan TKD

Keluhan ini pertama kali diungkapkan oleh seorang pegawai bernama Nening. Ia mengaku kecewa karena merasa kebijakan di lingkungan kerja sudah tidak menghargai para pegawai.

Menurutnya, persoalan bermula dari rapat internal pada September lalu yang membahas persiapan kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) November mendatang.

Dalam rapat tersebut, setiap pegawai diminta memberikan kontribusi dengan istilah “keikhlasan”. Namun, Nening menuturkan belakangan uang itu ternyata dipotong langsung dari dana kapitasi sebesar Rp50 ribu per orang.

Baca Juga: Bersuka Cita, Ribuan PPPK Morowali Utara Formasi 2024 Terima SK

“Waktu rapat disebutkan sumbangan sesuai keikhlasan, tapi ternyata dipotong otomatis dari dana kapitasi. Saya bukan soal jumlahnya, tapi kalau keikhlasan, mestinya tidak ditentukan nominalnya,” ujar Nening.

Ia juga mengaku tersinggung dengan sikap salah satu pejabat puskesmas setelah dirinya menyampaikan keberatan.

“Setelah saya protes, ada pesan di grup dari KTU yang bilang ‘nanti ambil kembali besok uangnya ya, Bu Nening’. Ucapan itu yang bikin saya tersinggung,” tambahnya.

Baca Juga: Berlian Mamala Resort, Tempat Menginap Paling Strategis dan Mengesankan di Morowali Utara

Selain dugaan pemotongan dana untuk kegiatan HKN, para pegawai juga menyoroti adanya pungutan rutin sebesar Rp30 ribu setiap bulan, yang disebut-sebut untuk pengurusan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).

Menurut mereka, biaya tersebut seharusnya tidak dibebankan kepada pegawai, apalagi TPP yang dimaksud hingga kini belum diterima.

Bahkan, sistem pencairan dana kapitasi di Puskesmas Beteleme disebut masih dilakukan secara manual, bukan lewat transfer seperti yang seharusnya. Pihak Kapus disebut berjanji akan memperbaikinya bulan depan.

Baca Juga: Dua Tahun Menebar Berkah, Pengajian Ibu-ibu Morowali Utara Jadi Penguat Iman

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Beteleme, Ani Mariani, membantah adanya pemotongan dana.

“Tidak ada pemotongan apa-apa, Pak. Silakan cek saja ke teman-teman,” tulis Ani melalui pesan WhatsApp kepada wartawan.

Namun ketika ditanya apakah artinya pegawai yang melapor berbohong, Ani enggan memberikan jawaban tegas.

“Terserah bapaklah artikan apa,” jawabnya singkat.

Sementara itu, sejumlah pegawai berharap aparat penegak hukum dapat memeriksa dan memastikan transparansi penggunaan dana di Puskesmas Beteleme, agar hak-hak pegawai tidak dirugikan. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *