PALU – Kecurigaan publik terhadap proyek pemeliharaan jalan nasional tahun 2025 di Sulawesi Tengah ada apa-apanya, mulai terkuak pelan-pelan. Terutama soal papan proyek dan kualitas pekerjaan yang dinilai asal-asalan.
Proyek di BPJN Sulteng yang menjadi perhatian tersebut mencakup pemeliharaan tiga ruas jalan nasional di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, yakni:
Poros Tompe – Pantoloan
Poros Tawaeli – Watusampu
Poros Watusampu – Ampera – Surumana.
Proyek “Misterius” BPJN Sulteng di Jalan Poros Pantoloan – Tompe
Seluruh pekerjaannya dikerjakan PT Karyabaru Makmur. Perusahaan ini beralamat di Jalan Gajah Mada, Ujuna, Kota Palu. Total anggarannya Rp21,9 miliar.
Pantauan di lapangan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan, papan proyek tidak ada terpasang, baik di titik awal maupun di ujung pekerjaan.
Titik awal proyek berada di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Donggala, sedangkan titik akhir di Desa Surumana, Kecamatan Banawa Selatan, Donggala.
Bukan hanya papan proyek tidak ditemukan di lapangan, kualitas pekerjaan juga dikeluhkan. Di sejumlah titik, ada yang kembali rusak dan berlubang, bahkan aspal yang baru ditempel sudah mengelupas.
“Pekerjaan apa ini, baru selesai sudah rusak lagi. Anggarannya miliaran, tapi kualitasnya seperti ini. Kasihan kami masyarakat pengguna jalan,” keluh seorang pengendara yang ditemui saat melintas menuju Tompe, Selasa (23/9/2025).
Ia juga menyoroti keberadaan papan proyek. “Jangan-jangan memang ada yang disembunyikan? Padahal sekarang ini eranya transparansi,” ujarnya.
Baca Juga: Proyek Preservasi Jalan Kebun Kopi Rp17 Miliar Dikerjakan Perusahaan Eks Koruptor
Pengendara itu mengingatkan bahwa Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 serta Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012 mewajibkan pemasangan papan proyek.
Papan tersebut penting sebagai bentuk transparansi karena mencantumkan jenis kegiatan, lokasi, nomor kontrak, nilai, hingga jangka waktu pekerjaan.
“Papan proyek itu wajib bro. Tapi banyak akal-akalan sekarang, dipasang hanya untuk dokumentasi lalu dicabut lagi. Supaya masyarakat tidak bisa ikut mengawasi. Ini seperti ada sandiwara. Tapi siapa aktor utamanya, apakah BPJN atau kontraktor, kita tidak tahu. Hahaha…,” ucapnya sambil tertawa lepas.
Baca Juga: Proyek Jalan Rp17 Miliar di Tolitoli Disoroti, Kualitas Pekerjaan Diragukan
Masyarakat mendesak agar aparat penegak hukum, baik Kejaksaan Tinggi maupun KPK, turun tangan memeriksa proyek itu. Masalah papan proyek dan kualitas pekerjaan dinilai bisa menjadi pintu masuk penyelidikan.
PAPAN PROYEK APBD
Ada kondisi yang berbeda. Jika BPJN Sulteng tertutup dengan informasi proyek APBN-nya, berbeda dengan proyek APBD 2025 di Dinas Bina Marga Sulteng.
Pantauan di beberapa wilayah Kabupaten Donggala, papan proyek pekerjaan APBD Sulteng tahun 2025 di Dinas Bina Marga, tetap kokoh berdiri di sekitar lokasi pekerjaan.
Transparansi dan keterbukaan kepada masyarakat tetap mereka prioritaskan.
“Soalnya, pengawas dari dinas tegas kepada kontraktor. Harus pasang papan proyek. Supaya masyarakat ikut awasi,” kata salah seorang pekerja jembatan sementara Sipi – Jono di Kabupaten Donggala.
Di papan proyek tercantum, pagu pekerjaan jembatan itu Rp5 miliar lebih. Dikerja dalam waktu 240 hari. Semua informasi bisa diakses di papan proyek.
Dari Cedera ke Cahaya: Dembele dan Pelajaran Politik Kesabaran
Pengawas dari dinas disebutkan, setiap saat datang ke lapangan. Mengecek progres, termasuk papan proyek wajib dipasang.
“Pengawasnya rutin datang. Pernah sekali, papan proyek tidak lagi dipasang. Pengawas marah. Kemudian suruh pasang lagi,” kata warga sekitar di lokasi pekerjaan.
TAK NYAMAN DIKONFIRMASI
Kepala Satker PJN II, Yudha Sandyutama, saat dikonfirmasi soal papan proyek dan kualitas pekerjaan, meminta wartawan menanyakan ke PPK proyek, Andi Awaluddin.
“Tanya ke PPK nya,” kata Yudha Sandyutama, Selasa petang (23/9/2025) via pesan WhatsApp.
“Besok kami cek kembali, apa masih terpasang,” ujar ASN di BPJN Sulteng itu.
Baca Juga: Kasus Keracunan MBG di Sulteng, Longki Djanggola Nyatakan SOP Dilanggar
Yudha langsung melunak, setelah fakta di lapangan menyebutkan tidak ada terpasang papan proyek. Padahal beberapa jam sebelumnya, ia seolah tak nyaman saat dikonfirmasi wartawan.
“Tidak perlu konfirmasi, sebentar saya kirim foto perbaikannya,” ujar Yudha dihubungi sebelumnya.
“Sebentar saya kirim foto papan proyeknya,” pesan berikutnya yang ia kirimkan.
Baca Juga: Uang Negara Terus Mengucur, KPK Diminta Usut Proyek Jalan Kebun Kopi
Kemudian Yudha mengirimkan dua foto papan proyek. Foto di titik awal Tompe dan titik akhir di Surumana.
Tidak itu saja. Ia juga mengirimkan satu link media online terkait pemberitaan proyek tersebut. Pemberitaan tanggal 23 September 2025. Isinya, seolah – olah ada papan proyek di lapangan.
Saat ditanyakan titik pemasangan papan proyek dimana tepatnya, mulai dari situlah Yudha gerah.
Baca Juga: ESDM Cabut 190 IUP, 15 di Antaranya di Sulawesi Tengah
“Cari saja,” katanya ketus. Malah ia mengirimkan hingga dua kali pesan dengan kalimat serupa: “cari saja”.
Ia balik mempertanyakan tujuan wartawan yang mengonfirmasi dirinya ihwal pekerjaan tersebut. “Ada masalah kah,” katanya.
Merasa tersudut, tak lama kemudian ia balik bertanya terkait foto yang dipublikasikan di berita selebesmedia yang berjudul: Proyek “Misterius” BPJN Sulteng di Jalan Poros Pantoloan – Tompe.
Baca Juga: Warga Donggala Terima Penghargaan di Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-70
“Anda juga buat berita foto itu kapan,” kata Yudha balik bertanya.
Berbeda dengan Yudha Sandyutama. PPK proyek Andi Awaluddin dan pihak PT Karyabaru Makmur, belum memberikan keterangan saat berusaha dihubungi. (*)





